Kamis, 13 Mei 2010

Akhlak terpuji

I. PENDAHULUAN
Modul penggalan satu ini memuat materi “Berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar, tawakkal, tawadhu’ taat, qanaah dan teliti” SKM modul penggalan satu ini dan yang seterusnya adalah 70, nilai 70 ini merupakan prasarat untuk melanjutkan modul dua. Dengan menguasai materi ini secara tuntas daharapkan siswa dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

II. PRASYARAT
Untuk menguasai (memahami) modul pertama ini siswa disaratkan sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil dan mampu menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar.

III. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Petunjuk bagi siswa :
1.Berwudhu’lah terlebih dahulu
2.Bacalah modul ini dengan seksama sampai faham, kalau belum faham tanyakan pada gurumu.
3.Buatlah kelompok dalam kelas 4 – 6 orang tiap kelompok.
4.Diskusikan isi modul ini dengan temanmu.
5.Siapkan Al – Qur’an.
6.Lakukan tugas – tugas yang diperintahka dalam modul ini.
Petunjuk bagi guru :
1.Membantu siswa dalam memahami konsep.
2.Membimbing siswa dalam membaca A l- Qur’an.
3.Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
4.Menunjukkan sumber belajar lain yang di perlukan.
5.Mengorganisir kesulitan belajar kelompok.
6.Melakukan penilaian.
7.Mencatat kemaajuan belajar siswa.
8.Menyediakan program remidi.
9.Membantu siswa merencanakan pembelajaran selanjutnya

IV. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan mampu :
Memahami pengertian berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar, tawakkal, tawadhu’ taat, qanaah dan teliti
Mempraktekkan berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar, tawakkal, tawadhu’ taat, qanaah dan teliti

V. KOMPETENSI
A. Standar kompetensi : Menerapkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari hari.

B. Kompetensi dasar : Siswa mampu berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar, tawakkal, tawadhu’ taat, qanaah dan teliti
C. Indikator :
Menjelaskan pengertian, berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar, tawakkal, tawadhu’ taat, qanaah dan teliti;
Membaca dalil naqli dan aqli tentang berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar, tawakkal, tawadhu’ taat, qanaah dan teliti;
Mempraktekkan sifat berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar, tawakkal, tawadhu’ taat, qanaah dan teliti;
Menjelaskan tentang fungsi berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar, tawakkal, tawadhu’ taat, qanaah dan teliti dalam kehidupan.

C.Cara mempelajarinya :
Mengambil wudhu’terlebih dahulu.
Membaca dengan benar sesuai dengan tajwidnya.
Berdoalah agar ilmu yang diperolah bermanfaat

E. Waktu : 6 x 45 Menit



F. Sumber bahan ajar :
Al – Qur’an dan terjemah
Buku penujang PAI
Modul

VI. RENCANA PEMBELAJARAN
Isilah kolom ini sesuai dengan rencana belajarmu untuk mengusai materi ini !
Tanggal
Jenis kegiatan
Tempat
Rencana waktu belajar
Target pencapaian

















































VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

AKHLAK TERPUJI: BERHATI LEMBUT, SETIA,
KERJA KERAS, TEKUN, ULET, SABAR,TAWAKAL, TAWADHU’, TAAT, QANAAH, & TELITI


A.BERHATI LEMBUT
Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah banyak memberikan contoh kepada umatnya. Beliau sebagai teladan yang sempurna, mulia dihadapan Allah SWT dan umatnya, berhati lembut, setia, kerja keras, tekun, ulet, sabar dan tawakal, tawadhu’, taat, qanaah, & teliti.
Bagaimana Rasulullah SAW menampilkan kepribadiannya itu? Sebagian penjelasan dapat kamu simak pada uraian berikut!
1.Pengertian berhati lembut
Berhati lembut adalah suasana hati yang dapat menampilkan sikap penuh kasih sayang, bertutur kata yang halus, tidak menyakiti hati orang lain, pemaaf dan tidak suka mendendam kepada orang lain yang menyakiti hatinya. Semua dilakukan secara tulus tanpa dibuat-buat. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Allah dalam kejadian Rasulullah SAW yang pernah disakiti oleh umat yang tidak menaati perintahnya. Kejadian itu diabadikan Allah SWT dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 159 berikut ini:
                                  

Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Dari ayat di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa Rasulullah SAW telah menerima perlakuan dari para sahabatnya yang tidakmau menaati perintahnya. Beliau tetap berhati lembut, tidak kasar, bahkan memohonkan ampunan kepada Allah SWT terhadap kesalahan mereka. Sikap seperti ini yang patut kita teladani. Kita mungkin juga pernah menerima perlakuan demikian dari teman, saudara, atau orang lain. Kita juga harus bersikap seperti Rasulullah SAW, yaitu berusaha tetap baik dan memaafkan perlakuan itu. Rasulullah SAW juga telah memberi contoh sikap yang terpuji ketika terjadinya pembebasan kota Makkah. Beliau dengan penuh kelembutan memaafkan orang-orang yang dahulu pernah menyakiti hati dan badan nya beserta para sahabatnya. Allah berfirman dalam Surat Al-A’raf ayat 199 berikut ini:
       
Artinya:
”jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang-orang mengerjakan yang makruf berpalinglah dari orang-orang yang bodoh” (QS. Al-A’raf: 199).
Memiliki sifat hati lembut tentu tidak mudah, kita harus selalu berusaha dan berlatih membiasakan diri manahan diri ketika hati kita merasa disakiti. Apabila sudah dapat membiasakan untuk tetap berhati lembut kepada orang-orang yang menyakiti kita, insya allah akan mendapatkan manfaat tersendiri dalam kehidupan kita. Di antara manfaat itu adalah:
a.Merasa tenang dalam kehidupan.
b.Mengurangi rasa kebencian orang yang membenci kita.
c.Memperbanyak teman.
d.Disegani orang lain.
e.Selalu mendapat perlindungan Allah SWT.
2.Pengertian berhati lembut
Menunjukkan sifat berhati lemah lembut dan meneladaninya.
Buatlah pernyataan yang menggambarkan sikap, tutur kata, dan tingkah laku lemah lembut masing-masing pernyataan cukup satu kata dan maksimal empat kata. Kemudian isikan ke dalam tabel berikut:

TABEL PERWUJUDAN
SUASANAN HATI LEMAH LEMBUT

No
Suasana Hati Lemah Lembut
Sikap
Tutur Kata
Tingkah Laku
1.
Sopan
Santun
Menyenangkan orang lain
2.
.....................
........................
..............................................................................
3.
.....................
........................
..............................................................................
4.
.....................
........................
..............................................................................
5.
.....................
........................
..............................................................................


B.SETIA KAWAN
1.Pengertian Setia Kawan
Setia kawan adalah rasa senasib dan sepenanggungan dalam suasana senang maupun susah. Setia kawan dapat diwujudkan dalam bentuk perhatian, ucapan, dan tindakan yang dapat mengurangi beban atau masalah orang lain.
Rasulullah SAW mencontohkan kesetiakawanan dalam bentuk lain, simak hadits berikut:





Artinya:
”Orang mukmin yang satu dengan yang lain adalah seperti bangunan yang saling menguatkan antara yang satu dengan yang lain” (HR. Muttafaqun Alaih).





Artinya:
”Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang dan saling cinta mencintai adalah seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh itu sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut merasakah sakit dengan tidak dapat tidur dan menderita panas” (HR. Bukhari dan Muslim dari Nu’man bin Basyir).

Kandungan Hadits:
Kebersamaan sebagai dasar kesetiakawanan dalam Islam.
Kesetiakawanan dapat menumbuhkan persatuan.
Dengan ikut mengurangi beban derita orang lain sudah termasuk setia kepada orang lain.
Catatan:
Rasulullah SAW mengistilahkan kesetiakawanan dengan beberapa bahasa yang cukup indah dan halus yaitu: ”Kesetiakawanan seperti halnya bangunan yang saling menguatkan persaudaraan dalam Islam seperti tubuh yang saling merasakan derita sakitnya”.
2.Meneladani Sifat Setia Kawan
a.Menyimak contoh setia kawan
Coba perhatikan beberapa kegiatan kelompok masyarakat berikut ini:
1)Kelompok Karang Taruna di Desa Jati Mulya mengadakan kegiatan amal untuk membantu masyarakatyang tertimpa musibah/bencana tanah longsor.
2)Masyarakat bersama-sama membersihkan puing-puing reruntuhan bekas bangunan yang rusak akibat badai topan yang menimpa Desa Dawe Kabupaten Kudus Jawa Tengah.
3)Para dokter dan perawat mengadakan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin.
4)Kelompok mahasiswa peduli anak jalanan, mengadakan sekolah di rumah-rumah singah guna membantu mereka untuk bisa baca tulis dan berhitung.
5)Ibu-ibu kelompok PKK membuat dapur umum di dekat kawasan bencana banjir, guna melayani masyarakat yang sedang mengungsi.
6)Sahabat Anshar di Madinah menyambut hangat kedatangan para Muhajirin (pendatang) dari Mekkah dengan rasa suka cita. Mereka menyediakan segala yang dibutuhkan, makan minum, tempat tinggal, pengobatan dan hal lain yang dibutuhkan.
A.Menujukkan sifat setia kawan dan meneladaninya
Buatlah pernyataan yang menggambarkan sikap, tutur kata dan tingkah laku setia kawan. Masing-masing pernyataan satu kata dan maksimal empat kata. Kemudian isikan kedalam tabel berikut!

No
Suasana Hati Lemah Lembut
Sikap
Tutur Kata
Tingkah Laku
1.
Prihatin
Menghibur
Memberi bantuan
2.
.....................
........................
..............................................................................
3.
.....................
........................
..............................................................................
4.
.....................
........................
..............................................................................
5.
.....................
........................
..............................................................................

3.Manfaat Setia Kawan
Islam mengajarkan kesetiakawanan bagi umatnya guna memupuk rasa persaudaraan. Perwujudannya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk tindakan, sikap dan tutur kata. Rasa setia kawan dapat dilakukan kepada siapa saja, tanpa pandang pilih dan tidak terbatas pada suasana sedih saja. Setiap saat hendaknya membiasakan mengembangkan rasa setia kawan. Ini dapat dilakukan baik di rumah dengan anggota keluarga, di lingkungan masyarakat dengan para tetangga di sekolah dengan teman-teman sekolah atau dengan sekolah lain.
C.KERJA KERAS, TEKUN, DAN ULET
1.Pengertian kerja keras, tekun, dan ulet
Sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa meneladani sifat Rasulullah SAW, baik dalam urusan ubudiah maupun dalam urusan muamalah. Selain urusan ubudiah, beliau juga memberikan keteladanan dalam masalah muamalah atau keduniaan. Di antara sifat beliau yang perlu kita teladani dalam urusan keduniaan adalah kerja keras, tekun, dan ulet.
Bekerja keras adalah bekerja dengan gigih dan sungguh-sungguh tekun berarti juga rajin, giat dan sungguh-sungguh. Begitupun ulet berarti tidak mudah putus asa, yang disertai dengan kemauan keras dalam berusaha untuk mencapai tujuan dan cita-cita. Pekerjaan sesulit apapun apabila dilakukan dengan kegigihan, kemauan keras, sungguh-sungguh, dan tidak mudah putus asa, insya Allah akan dapat dilaksanakan dengan baik. Bekerja adalah merupakan kewajiban dan bernilai ibadah bila didasari pada niat yang ikhlas. Baca dan fahamilah firman Allah SWT di bawah ini.


                 



Artinya:
Dan Katakanlah, ”Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kami akan dikembalikan kepada (Allah) yang Maha Mengetahui yang ghoib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah:105).
Ayat di atas memberikan dorongan kepada kita untuk berusaha dengan keras, karena semua usaha kita akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Orang Islam di larang bermalas-malasan, berpangku tangan dan menunggu keajaiban datang menghampirinya begitu pula dalam hal belajar. Pepatah Arab dikatakan sebagai berikut:


Artinya:
Barang siapa bersungguh-sungguh ia akan berhasil

               

Artinya:
”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kami di muka bumi, dan carilah karunia Allah (Q.S. Al-Junnah:10).

Perhatikan pula Sabda Rasulullah SAW berikut ini.





Artinya:
Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besuk pagi (H.R. Ibnu ’Asahir).
Bekerja keras, tekun dan ulet merupakan kunci keberhasilan diri seseorang. Apabila ketiga sifat ini sudah kita miliki, kita akan memperoleh keuntungan atau manfaatnya.
2.Manfaat memiliki sifat-sifat itu adalah
a.Kita akan bekerja dengan penuh keyakinan.
b.Kita akan memperoleh hasil yang memuaskan.
c.Pekerjaan kita dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.
d.Pintu keberhasilan menanti kita.
Kita harus selalu mengingat bahwa Allah tidak mengubah nasib seseorang tanpa diiringi usaha dari orang itu sendiri. Baca dan fahami firman Allah berikut ini.


                                      

Artinya:
Allah tidak akan mengubah/keadaan suatu kaum sehingga mereka berubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar-Ra’du:11).



3.Memahami contoh sikap kerja keras, tekun, dan ulet
a.Menyimak sikap kerja keras, tekun, dan ulet
Coba perhatikan kisah pembuat tempe berikut ini.

KISAH PEMBUAT TEMPE

Pak Harjo merintis usaha selama lima (5) tahun. Beliau bersama keluarga merintis usaha pembuatan tempe, dari modal awal hanya 10 Kg kedelai. Sekarang setiap hari sudah mampu membuat tempe dengan bahan kedelai 4 Kw.
Bagi keluarga Pak Harjo, membuat tempe merupakan satu-satunya usaha yang dapat mereka lakukan. Ia sadar bahwa merintis usaha tidaklah mudah. Banyak hambatan yang dirasakan, terutama permodalan dan pemasaran. Namun, berkat ketekunan, keuletan, dan kesabarannya akhirnya Pak Harjo dapat merasakan hasilnya antara lain dua anaknya sekarang sudah dapat menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kedokteran dan anak yang ketiga masih belajar di Pondok Gontor, Jawa Timur.
Dan yang menggembirakan lagi adalah tahun ini Pak Harjo beserta istrinya merencanakan Ibadah Haji.


D.SABAR
Manusia adalah makhluk yang lemak sering kali kita jumpai orang-orang yang mendapat cobaan, mereka cepat mengeluh dan putus asa dalam menghadapi semua itu, diperlukan sifat sabar.
Sabar berarti tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah dan tidak lekas putus asa. Sabar dapat diartikan dengan tabah menghadapi penderitaan atau cobaan dan berteguh hati, sungguh-sungguh tidak tergesa-gesa dan tidak terburu nafsu.
Orang yang sabar adalah orang yang tahan menderita menghadapi berbagai cobaan. Dalam menghadapi cobaan hatinya tetap teguh dan tetap berusaha mencari jalan keluar dari kesulitan itu sehingga tampak tenang jiwanya ketika menghadapi berbagai masalah. Misalnya, banyaknya kebutuhan hidup, biaya sekolah dan sulitnya mencari pekerjaan. Ini berkaitan dengan matei. Belum lagi yang berhubungan dengan kenakalan remaja atau kerusakan moral karena terpengaruh adanya era globalisasi.
Menurut sebagian ulama, sabar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sabar ’ala ta’ah, sabar ’ala ma’siyah dan sabar ’ala musibah.
1.Sabar ’ala ta’ah adalah sabar dalam menjalankan segala perintah Allah SWT, misalnya shalat, puasa dan haji.
2.Sabar ’ala ma’siyah adalah sabar dan atabah meninggalkan segala larangan Allah SWT, misalnya meninggalkan perjudian, penipuan, aniaya.
3.Sabar ’ala musibah adalah sabar dan tabah ketika menghadapi musibah atau cobaan yang menimpa dirinya, misalnya kehilangan harta, dikurangi rezekinya, dan mendapat kecelakaan. Baca dan fahami firman Allah berikut ini.
                                   

Artinya:
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ”Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un”. Mereka itulah orang-orang yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S. Al-Baqarah: 155-157).
Sifat sabar sangat besar manfaat dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Peranan sabar dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
1)Sabar dapat menimbulkan ketabahan dan ketenangan jiwa.
2)Kesabaran dapat menyelesaikan segala urusan atau pekerjaan.
3)Kesabaran dapat menghilangkan prasangka yang tidak baik.
4)Sabar dapat menimbulkan perasaan optimis dalam mengatasi kesulitan.
5)Orang yang sabar akan dikasihi dan ditolong oleh Allah SWT.
Baca dan fahami firman Allah SWT berikut ini.


          
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kami dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung (Q.S. Ali Imran: 200).


           
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Q.S. Al-Baqarah:153).
Nabi Muhammad SAW bersabda:


Artinya:
Sabar itu setengah dari iman (H.R. Baihaqi).
E.TAWAKAL
Tawakal adalah berserah diri kepada Allah SWT, artinya setelah manusia itu sabar menghadapi segala tantangan dan rintangan, harus tetap berikhtiar atau berusaha dan berdo’a. Berhasil tidaknya usaha itu hendaknya harus diserahkan kepada Allah SWT, karena hanya Allah yang menentukan berhasil tidaknya usaha manusia. Adapun perintah tawakal dalam Al-Qur’an selalu didahului dengan kalimat-kalimat yang menunjukkan keharusan berusaha.
Dengan ikhtiar, berdo’a, dan berusaha setiap muslim senantiasa akan bersyukur kepada Allah SWT apabila berhasil apa yang diusahakannya. Sebaliknya dia akan tabah dan sabar serta tidak akan putus asa apabila belum berhasil. Kita hendaknya menerima takdir dengan penuh kerelaan, karena hanya Allah SWT yang menentukan segala sesuatu. Baca dan fahami firman Allah SWT berikut ini.

       
Artinya:
Dan hanyalah kepada Allah hendaknya kamu bertawaqal jika kamu benar-benar orang yang beriman (Q.S. Al-Maidah:23).
Biasanya orang yang sering kali mengalami kegagalan dan kekecewaan akan kecil hati, murung, pesimis, stres, dan tidak percaya kepada dirinya sendiri. Akhirnya putus asa, bahkan sering kali orang akan nekat bunuh diri. Akan tetapi orang yang beriman kepada takdir Allah SWT, semuanya itu merupakan cobaan yang pasti ada hikmah bagi dirinya.
Sifat tawakal kepada Allah SWT akan mempunyai dampak positif dalam kehidupan, antara lain:
1.Berikhtiar merupakan kewajiban bagi setiap orang.
2.Selalu berserah diri kepada Allah SWT dalam segala usahanya.
3.Selalu bersyukur kepada Allah SWT dalam segala usaha yang berhasil.
4.Penuh ketabahan, kesabaran, dan kerelaan serta tidak mudah putus asa apabila usahanya tidak berhasil.
F.TELITI
Teliti dapat diatikan dengan cermat dan hati-hati. Teliti termasuk sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap muslim karena sifat tersebut dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai cita-citanya. Orang yang dalam kehidupannya dapat melaksanakan pekerjaannya dengan cermat dan teliti, kemungkinan terhindar dari kesalahan.
Dalam ajaran Islam, cermat dan teliti akan menghasilkan banyak keuntungan sebagaimana pepatah rab yang berbunyi:


Artinya : “Teliti dan hati – hati itu akan menghasilkan banyak keuntungan.”
Seseorang yang melakukan suatu pekerjaan harus dengan ketelitian dan kecermatan. Hal ini akan berakibat baik pada pekerjaan yang kita lakukan karena mendapat hasil yang optimal. Setelah kita berusaha semaksimal mungkin maka usaha yang terakhir adalah berdoa dan tawakkal kepada Allah SWT. Karena hanya Allah yang menentukan segalanya. Sehubungan dengan ketelitian Rasulullah bersabda :


Artinya : Sesungguhnya Allha SWT cinta kepada salah seorang diantara kamu apabila ia mengerjakan sesuatu dengan teliti dan hati-hati. (HR Baihaqi)
G.TAWADHU’.
Tawadhu’ artinya rendah hati. Secara istilah tawadhu’ adalah sikap merendahkan hati, baik di hadapan Allah SWT maupun sesama manusia.             



Artinya :
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan (Al-Furqan 63).
Berdasarkan ayat diatas, Allah SWT memerintahkan untuk merendahkan hati terhadap sesama dengan cara mengucapkan kata-kata yang baik dan lemah lembut.
H.TAAT
Taat adalah senantiasa patuh dan tunduk. Secara istilah taat adalah tunduk dan patuh baik terhadap perintah allah , Rasul maupun pemimpin ( ulil amri)
Firman Allah SWT:
                              
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (An Nisa 59).
Brdasarkan ayat tersebut bahwa perintah taat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.Taat kepada Allah
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ali Imran 32.
            
Artinya :
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
2.Taat kepada Rasul
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At Taghabun 12.
            
Artinya :
Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
3.Taat kepada ulil amri (pemimpin)
Sesuai dengan sabda Nabi :



Artinya :
Wajib bagi seorang muslim mendengarkan dan taat sesuai dengan yang ia sukai.dan pabila diperintahkan untuk menjalankan maksiat jangan mendengarkan dan jangan taati (HR Muslim).
I.QANAAH
Menurut bahasa qana’ah bermakna merasa cukup. Sedangkan secara istilah, qana’ah berarti merasa cukup atas apa yang telah dikaruniakan Allah SWT. kepada seseorang.
Orang yang tidak bisa qana’ah yaitu orang yang selalu merasa kurang atas apa yang dimilikinya. Orang tersebut biasanya sering juga disebut dengan orang yang rakus, karena ketika dia sudah mempunyai sesuatu, ia masih ingin sesuatu yang sama dalam jumlah lebih. Orang ini biasanya tidak lagi melihat apakah usaha yang dilakukan itu untuk mendapatkan sesuatu tadi halal atau haram. Jadi, kita harus bisa membedakan antara orang yang tamak dengan orang yang selalu berusaha dengan jalan halal.
Sifat qana’ah yang dimiliki oleh seseorang muslim, akan dapat menimbulkan rasa tenang dan tentram dalam hatinya. Sebab apapun yang dimiliki orang lain walaupun berlebih tidak akan berpengaruh pada kehidupannya. Dia tidak akan iri dan dengki terhadap hal tersebut. Karena dia sangat yakin bahwa rezeki seseorang yang menentukan adalah Allah SWT. Bukankah kemuliaan seseorang itu tidak diukur dari harta yang dimiliki? Akan tetapi dari ketakwaannya kepada Allah SWT. Apalagi jika seseorang itu selalu bersyukur maka Allah SWT. akan menambah rezekinya.
Banyak orang yang memiliki harta melimpah justru sering merasa miskin dan selalu kurang. Hal ini mengakibatkan adanya sikap tamak dan rakus terhadap harta tersebut, serta tidak merasa bersyukur. Mereka berpendapat bahwa apa yang didapatnya itu adalah murni dari hasil kerja kerasnya tanpa campur tangan Allah SWT.
Sifat qana’ah bukan berarti mematikan semangat berusaha seseorang. Sebaliknya dengan sifat qana’ah manusia semakin percaya diri akan kemampuannya. Segala hal yang dilakukannya akhirnya diukur dengan kemampuan diri sendiri. Di samping harus selalu yakin akan adanya pertolongan Allah SWT.
Sifat qana’ah tidak langsung ada pada diri seseorang. Sifat ini bisa dibangun melalui latihan atau membiasakan diri untuk selalu qana’ah pada apa yang didapatnya dan meyakini bahwa sikap tersebut benar adanya dalam kehidupan seseorang sehingga dapat menimbulkan rasa tenang dan tentram. Dalam menyikapi hidup pun tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Sebab apa yang dimiliki di dunia ini tidak akan dibawa ke akhirat kelak.
Untuk mengetahui cara berqana’ah yang benar adalah dengan memaksimalkan kemampuan diri sendiri disertai usaha yang keras. Apapun hasilnya, sesuai dengan harapan atau tidak, harus kita terima sebagai hal yang terbaik menurut Allah SWT. pada diri kita. Sebab kita sering tidak mengetahui apa dibalik suatu peristiwa. Jika gagal, kita harus sabar dan jika berhasil kita wajib bersyukur


LEMBAR KEGIATAN SISWA

B.Jawablah beberapa pertanyaan berikut secara singkat berdasarkan contoh setia kawan di atas!

1.Apa kira-kira tujuan kelompok Karang Taruna membantu masyarakat yang tertimpa bencana?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2.Apa pendapatmu terhadap kelompok masyarakat, yang membantu membersihkan lingkungan?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3.Untuk apa dokter memberikan layanan gratis kepada masyarakat miskin?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4.Apa yang mendasari kelompok mahasiswa mengasuh anak-anak jalanan?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5.Apa pendapatmu terhadap usaha ibu-ibu PKK membuat layanan dapur umum?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
6.Mengapa orang-orang Anskar di Madinnah mau membantu orang-orang Muhajirin dari Mekkah?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

LEMBAR TUGAS SISWA
(LTS)

A.Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat dan jelas!
1.Bagaimana sikapmu apabila teman berbuat yang menyakiti hatimu?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2.Bagaimanakah sikapmu apabila menghadapi musibah, ujian, dan godaan dalam hidup?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3.Diskusikan dengan teman-temanmu, bagaimana langkah atau sikapmu untuk mencapai cita-cita?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
b.Memahami kerja keras, tekun, dan ulet

B. jawablah beberapa pertanyaan berikut secara singkat berdasarkan contoh cerita Pak Haji seorang pembuat tempe!
1)Apa yang menjadikan keluarga Pak Harjo berhasil mengelola usahanya?
..............................................................................................................................................................................................................................................................................
2)Apakah Pak Harjo dalam cerita di atas termasuk orang yang memiliki sifat ulet, tekun, dan kerja keras dalam mengelolah usahanya? Apa buktinya, sebutkan!
..............................................................................................................................................................................................................................................................................
3)Apa pendapatmu agar bisa meraih sukses! Jelaskan!
................................................................................................................................................................................................................................................................................
B.Topik Kegiatan
1.Lakukanlah pengamatan terhadap salah satu siswa atau guru untuk dijadikan contoh tentang sikap berhati lembut dan setia!
Format Laporan:
No
Bentuk sikap yang diamati
Nama Siswa/Guru
Kelompok
Keterangan
















2.Lakukanlah pengamatan terhadap siswa atau guru yang dapat dijadikan contoh etos kerja yang tinggi.
Format Laporan:
No
Bentuk sikap yang diamati
Nama Siswa/Guru
Kelompok
Keterangan












3.Lakukan pengamatan terhadap siswa atau guru yang dapat dijadikan contoh sikap tekun dan ulet!
Format Laporan:
No
Bentuk sikap yang diamati
Nama Siswa/Guru
Kelompok
Keterangan




















Setelah mempelajari dan membahas topik-topik di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
a.Adakah orang-orang di sekeliling kamu mempunyai sikap berhati lembut dan setia? Kalau ada, apakah yang diperoleh orang tersebut dari sikapnya tersebut?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
b.Orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi akan memperoleh kesuksesan, menurut pendapat kamu, bagaimana caranya agar kita mempunyai etos kerja yang tinggi?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
c.Sikap tekun dan ulet akan memperoleh hasil yang memuaskan, sebaliknya orang yang malas dan tidak tekun, apa yang akan diperoleh?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
C.Penilaian Afektif
Berikan pendapatmu dengan membubuhkan tanda cek serta beri pula alasan!
No
Pernyataan
Pernyataan Sikap
Alasan
Setuju
T-Setuju
1.
Taburlah senyum, tuailah sahabat, berlaku kasar menimbulkan permusuhan



2.
Setia kawan hanya diperlukan pada saat orang lain mengalami musibah.



3.
keramahan sepantasnya kita berikan kepada para pejabat atau orang kaya.



4.
Bertutur kata yang menyenangkan akan mengakrabkan hubungan.



5.
Keberhasilan seseorang tergantung usaha keras yang dilakukan.




LATIHAN
Pilihlah Jawaban yang Benar!
1.Budi pekerti yang bagus lagi mulia di sisi Allah SWT disebut ........
a. akhlaqul karimah c. akhlaqus sayyiah
b. akhlaqul mazmumah d. akhlaqul mutmainah
2.Q.S. Ali Imran ayat 129, salah satunya agar manusia senantiasa memaafkan kesalahan orang lain, pernyataan tersebut mencerminkan hati yang ......
a. lembut c. kasar
b. resah d. gelisah
3.Pengertian etos kerja yang baik identik dengan ......
a. semangat kerja yang baik c. cara kerja yang baik
b. waktu kerja yang baik d. suasana kerja yang baik
4.Di bawah ini ciri-ciri orang yang bekerja keras (rajin), kecuali .....
a. berani c. tidak suka berhutang
b. optimis d. gigih dalam mengajukan pinjaman
5.Salah satu perintah untuk memiliki etos kerja yang baik, sebagai mana Allah SWT menyatakan dalam Q.S. Al Insyirah ayat ......
a. 5 c. 7
b. 6 d. 8
6.Menurut Q.S. Al-Junnah ayat 9, apabila seseorang telah selesai menunaikan shalat Jum’at maka ......
a. bertebaran kamu di muka bumi c. ingatlah akan Allah SWT
b. laksanakanlah shalat Jum’at d. beramallah sebanyak-banyaknya
7.Nabi Muhammad SAW mengibaratkan persaudaraan dalam Islam seperti satu bangunan. Pernyataan berikut yang sesuai dengan maksud hadits Nabi di atas adalah ......
a. satu dengan yang lain hendaknya saling membantu
b. jika ada kesulitan ada anjuran untuk membantu
c. kesetiakawanan sosial hendaknya dilakukan dengan sesama muslim
d. saling berebut hanya akan menimbulkan kesulitan.
8.Allah menilai pekerjaan seseorang dilihat dari .....
a. kedudukannya c. penghasilannya
b. tugasnya d. kehalallannya
9.Sikap malas, maunya enak, suka menggantungkan orang lain, termasuk perwujudannya .....
a. akhlaqul karimah c. akhlaqul sayyiah
b. akhlaqul mazmumah d. akhlaqul mutmainah
10.Untuk menambah penghasilan dengan jalan membelu noor togel (judi), hukumnya ....
a. mubah c. haram
b. sunnah d. jaiz
Jawablah pertanyaan ini !
1.Apa yang di maksud Berhati lembut?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2.Apa yang di maksud setia?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3.Apa yang di maksud kerja keras?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4.Apa yang di maksud tekun?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5.Apa yang di maksud ulet?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
6.Apa yang di maksud sabar?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
7.Apa yang di maksud tawakkal?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
8.Apa yang di maksud tawadhu’ ?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
9.Apa yang di maksud taat?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
10.Apa yang di maksud qanaah?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
11.Apa yang di maksud teliti?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................




***%%%****




VII. DAFTAR PUSTAKA
1.Ahmad Syarifuddin. Mendidik anak membaca, menulis dan mencintai Al-Qur’an Jakarta: Gema Insani. 2004
2.Multahim dkk. Agama Islam penuntun akhlaq. Jakarta:Yudistira. 2007
3.Masrun & Ahmadi wahid. Pendidikan Agama Islam untuk SMP. Jakarta : Ganeca exact: 2007
4.Tim Agama Islam IAIN Sunan Kalijaga, Islam Agamaku. Cempaka putih. Jogyakarta : 2002
5.Edi Purwanto & Siti Safuroh. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Piranti Darma kalokatama : 2006.




PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH SWT”


WAKTU : 2 JP
KELAS : VII (TUJUH)
SEMESTER : GENAP
PENULIS : M. Mukhlis Fahruddin, S.Pd.I, M.S.I





NAMA SISWA : ……………………….
KELAS :…………………………
NO ABSEN :………………………...






SMP LABORATORIUM
UPSL UNIVERSITAS NEGERI MALANG
EDISI 1 CETAKAN KE VI TAHUN 2008
KATA PENGANTAR

Bismillahir Rohmanir Rohim.
Alhamdulillahi Robbil Alamin.
Puji syukur kehadirat Allah Azza wa jalla yang telah memberikan rahmat, hidayah, maunah serta maghfirah-Nya sehingga kita bisa hidup berlandaskan iman dan Islam serta ihsan, Shalawat - salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga serta kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Penerbitan modul ini bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT serta membantu siswa dalam memahami ajaran agama Islam melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan agar mampu menjadi muslim kaffah, yaitu muslim yang beriman dan berakhlak mulia dalam menjalani kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Akhirul kalam, tidak sesuatu yang sempurna kecuali Sang Pemilik Kesempurnaan itu sendiri, maka dari itu kritik dan saran selalu penulis harapkan untuk kebaikan modul ini. Semoga Allah SWT meridhai niat dan ijtihad kita dalam upaya mewujudkan insan kamil.
Wa billahi Taufiq wal Hidayah.
Wallahu A’lam bis Shawaf.





Malang, Februari 2008



Penulis

KELAS VIII Semester 2

STANDAR KOMPETENSI & KOMPETENSI DASAR

A. Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar zakat
1.1Menjelaskan ketentuan-ketentuan sedekah, hibah dan hadiah
1.2Mempraktikkan sedekah, hibah dan hadiah.

B. Memahami hukum Islam tentang haji dan umrah
2.1Menjelaskan ketentuan ibadah haji dan umrah
2.2Menjelaskan macam-macam haji
2.3Mempraktikkan tata cara ibadah haji dan umrah.

C. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman
3.1Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal
3.2Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal
3.3Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram
3.4Menjelaskan bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman haram
3.5Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan

Rabu, 12 Mei 2010

perkembangan remaja berdasarkan aspek psikologis di SMAN 1 MOJOSARI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah SWT yang pada dasarnya memiliki potensi yang sama. Penggunaan akal potensi-potensi tersebut yang kemudian menjadi patokan perkembangan seseorang untuk hari-hari ke depan orang tersebut. Perkembangan manusia meliputi perkembangan fisik dan non-fisik. Perkembangan fisik dapat berupa perkembangan organ-organ tubuh dan perkembangan tubuh secara menyeluruh. Sedangkan perkembangan dari segi non-fisik dapat berupa perkembangan kejiwaan seseorang atau pemikiran dan karakternya.
Perkembangan yang dialami oleh manusia pada dasarnya sama, akan tetapi dari waktu ke waktu perkembangan tersebut selalu diiringi dengan fenomena tertentu. Salah satunya perkembangan yang dialami oleh manusia adalah masa remaja. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, bukan masa transisi yang selama ini digaungkan. Karena mereka dicap tengah mengalami kegamangan, akibatnya, sebagian remaja yang sewaktu kanak-kanak telah dididik dengan baik oleh orangtuanya merasa perlu mencari identitas baru, identitas yang berbeda dari yang mereka miliki sebelumnya. Apa akibatnya? Ada remaja kita yang terjebak dalam arus coba-coba. beberapa remaja putri mencoba berbagai dandanan, make up dan aksesoris yang menyeret mereka pada perilaku konsumtif dan kecenderungan tabarruj, sementara yang putra mulai membolos sekolah dan merokok.
Beberapa mencandu narkoba dan bergaul terlalu bebas. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap lebih lanjut. Fenomena-fenomena tersebut kemudian mendorong peneliti untuk melakukan pengamatan dan penggalian lebih dekat mengenai perkembangan yang dialami oleh manusia khususnya pada fase remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian remaja?
2. Apa saja aspek-aspek perkembangan pada masa remaja?
3. Apa saja ciri-ciri masa remaja?
4. Bagaimana tugas-tugas perkembangan remaja berdasarkan aspek psikologis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa pengertian remaja.
2. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek perkembangan pada masa remaja.
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri masa remaja.
4. Untuk mengetahui bagaimana tugas-tugas perkembangan remaja berdasarkan aspek psikologis..
D. Kegunaan Penelitian
Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Kepala Sekolah
Sebagai salah satu cerminan dalam mengembangkan lembaga pendidikan dengan mengetahui kehidupan remaja pada masa sekarang.
2. Civitas Akademika
Sebagai pijakan persepsi untuk meningkatkan profesionalitas dalam melakukan aktifitas kependidikan yang mengarah pada pribadi manusia utuh (ranah kognisi, afeksi, dan psikomotori).
3. Peneliti
Sebagai bahan informasi, pengalaman dan gambaran aplikasi sebagai pemilihan metode pembelajaran pada SMAN 1 Mojosari Mojokerto.


E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian dalam observasi ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, karena pada dasarnya penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif-induktif, yaitu suatu pendekatan yang berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh kebenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Menurut Bagdan dan Taylor (975 : 5) metode kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati (Lexij Moleong, 2002 : 3)
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu jenis penelitian yang mengkaji secara mendalam mengenai kasus tertentu yang hasilnya merupakan gambaran lengkap, terorganisir mengenai kasus. Sedangkan pendekatannya menggunakan pendekatan empirik rasional, artinya data-data yang diperoleh dikumpulkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan untuk disusun kesimpulan sebagai hasil penelitian.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan peneliti untuk menunjang ini adalah SMAN 1 Mojosari Mojokerto.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang mampu memberikan informasi tentang situasi, kondisi dan latar penelitian. Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah kepala sekolah madrasah, waka kurikulum, waka sarana prasarana, serta pihak yang terkait secara random sampling. Sedangkan pengertian random sampling adalah teknik pengumpulan sampel, dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
1. Pengertian Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak.
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan kepribadian dan sosial.
2. Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
• Perkembangan Fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif.
• Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan.
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme . Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”. Elkind (dalam Beyth-Marom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.
Personal fabel adalah “suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendiri mengenai diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar” . Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya.
Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.



• Perkembangan Kepribadian dan Sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup.
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman . Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya.
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya, mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.
Adapun berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja adalah:
• Remaja dapat mnerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
• Remaja dapat memeroleh kebebasan emosional dari orang tua
• Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
• Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
• Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
3. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja:
• Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
• Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
• Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
• Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
• Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Sedangkan ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
2. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
5. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
6. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
7. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.
Selain itu, secara periodik masa remaja dapat dibagi dalam dua periode yaitu:
1. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak – kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
• Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
• Anak mulai bersikap kritis
2. Masa Puberstas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
• Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
• Memperhatikan penampilan
• Sikapnya tidak menentu/plin – plan
• Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
4. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991) antara lain :
1. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan.
2. Memperoleh peranan sosial.
3. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif.
4. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri.
6. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan.
7. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga.
8. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup.
Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat.
Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap, nilai, serta minat yang dimilikinya.
Sedangkan, Menurut Mappiare (1982) tugas-tugas perkembangan remaja:
1. Menerima keadaan fisiknya.
2. Menjalin hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama atau lawan jenis.
3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya dan orang dewasa lainnya.
4. Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis.
5. Memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan.
6. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang diperlukan dalam hidup sebagai warga negara yang terpuji.
7. Menginginkan dan dapat berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat.
8. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.
9. Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia, yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.







BAB III
PENYAJIAN DATA
1. Dokumentasi



Gambar di atas adalah hasil dokumentasi dari hasil penelitian yang dilakukan di sekolah SMAN 1 Mojosari Mojokerto.


2. Karakteristik perilaku dan pribadi pada masa remaja
Berdasarkan hasil pengamatan, karakteristik perilaku dan pribadi pada masa remaja terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun) meliputi aspek : fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas, keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian, sebagai berikut:
Remaja Awal
(11-13 Th s.d.14-15 Th) Remaja Akhir
(14-16 Th.s.d.18-20 Th)
Fisik
Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa
Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian – bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita dan day dreaming pada laki-laki Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang dewasa
Psikomotor
Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan Gerak gerik mulai mantap
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja
Bahasa
Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya
Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religius
Perilaku Kognitif
Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferen-siasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas Sudah mampu meng-operasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif
Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi
Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecende- rungan yang lebih jelas Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya
Perilaku Sosial
Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat)
Adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi Kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat
Moralitas
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru atau kesalahan
Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya
Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya
Perilaku Keagamaan
Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptic Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas
Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup Mulai menemukan pegangan hidup
Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian
Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernya-taan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya
Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya
Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa

3. Tabel Pengamatan
No Tanggal Pengamatan
1.
2.
3.

4.

5. Senin, 2 November 2009
Senin, 9 November 2009
Sabtu, 14 November 2009

Kamis, 19 November 2009
Jum’at, 27 November 2009 Observasi fisik
Observasi kognitif
Observasi psikososial dalam kaitan hubungan dengan orang tua
Observasi psikososial dalam kaitan hubungan dengan teman sebaya
Observasi perkembangan seksualitas
1. Uraian Pengamatan
1. Pertemuan I (Senin, 2 November 2009)
Observasi terhadap subjek dilakukan pada hari Senin 5 Januari 2009. Ketika observer melakukan observasi, subjek sedang duduk mengamati sesuatu dan ketika melihatku dia tersenyum. Subjek yang telah memasuki usia 18 tahun hampir 19 tahun tersebut memiliki tinggi badan sekitar 156 cm dengan berat badan sekitar 56 kg. Tubuh subjek berkembang dengan baik, mulai kepala, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya. Tidak nampak bagian-bagian yang cacat. Namun, menurut pengakuan subjek, subjek mengalami gangguan rahim dan pernah tidak mengalami menstruasi hingga 4 bulan. Akan tetapi, subjek telah memeriksakan diri ke dokter dan telah mendapat perawatan. Selain itu, wajah subjek dipenuhi jerawat dan badannya termasuk tangannya agak gemuk. Bagian jari-jari tangannya juga ada beberapa yang bengkok, misalnya jari kelingking dan jari tengah. Namun, observer meneliti subjek sangat menerima keadaan fisiknya bahkan senantiasa bersyukur atasnya, dengan kata lain, hal tersebut tidak mempengaruhi kondisi psikologinya.
2. Pertemuan II (Senin, 9 November 2009)
Observasi dilakukan pada hari senin, 12 Januari 2009, ketika subjek sedang duduk menunggu asisten dan pada waktu terpisah-pisah. Pada waktu itu subjek memulai pembicaraan dan bertanya kepada observer “ Asiyah, kenapa pilih ilmu gizi?” Pertanyaan subjekpun observer jawab sesuai dengan pengalaman observer, kemudian observerpun juga bertanya dengan pertanyaan yang sama dan hal ini terkait dengan perkembangan kognitif khususnya perkembangan pengambilan keputusan dan orientasi masa depan. Subjekpun juga menjawab dengan menceritakan kisahnya mulai dari ketika dia mengambil keputusan untuk masuk Universitas Hasanuddin, prodi ilmu gizi, hingga tanggapannya ketika melaksanakan aktivitas di ilmu gizi. Subjek menceritakan dia mengambil keputusan dengan meminta pertimbangan banyak orang, terutama kedua orang tuanya, teman-temannya dan tentornya. Subjek juga menceritakan kegagalannya selama dua kali tes, subjek menerima kegagalan dengan manajemen diri yang sangat baik, keyakinannya akan orientasi masa depan yang ditentukan oleh Yang Maha Menentukan membuatnya menerima dengan lapang dada. Subjek mengatakan “ asal sudah dibarengi dengan usaha maksimal kita tinggal menunggu hasil dari Yang Maha Menentukan, apapun yang diberikan olehNya itulah yang terbaik.” Ketika diterima di prodi ilmu gizi pada tes ketiga, subjek mengatakan dirinya, keluarga serta senior-seniornya sangat senang sebab tidak semua anak-anak di daerahnya bisa kuliah di universitas terbaik se- Indonesia Timur. Observer pada waktu yang berbeda juga meneliti subjek pada perkembangan pengambilan keputusan untuk mengikuti kegiatan. Dalam hal pengambilan keputusan ini subjek selalu bertanya kepada senior-senior yang paham agama terutama paham aqidah dan syari’ah. Misalnya sewaktu ada kegiatan Kadarzi ( Kaderisasi Gizi ) subjek sangat teliti menanyakan kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan pada acara tersebut, siapa pematerinya, apa tujuannya, dll. Setelah mengetahui semua informasi itu maka subjekpun mendiskusikan kepada senior-senior yang lebih berpengalaman untuk kemudian mengambil keputusan.
Observer juga pernah meneliti orientasi masa depan subjek, pada waktu itu subjek sedang berada di musholla, subjek mengatakan ingin menjadi ahli gizi di daerahnya yakni Raha, Sulawesi Tenggara, mengingat ahli gizi disana sangat kurang.
3. Pertemuan III (Senin, 9 November 2009)
Observer berkunjung ke rumah kos subjek karena pada waktu itu observer ingin konsultasi sesuatu. Pada waktu itu subjek mendapatkan telepon dari orang tuanya dan pada waktu itu subjek diam lama dengan muka yang musam seakan-akan marah lalu menutup teleponnya. Beberapa menit kemudian orang tuanya dalam hal ini ayahnya menelpon lagi dan pada waktu itu subjek telah tenang dan menjawab pertanyaan ayahnya dengan tenang. Pada waktu itu observerpun tahu kalau orang tua subjek telah berpisah (bercerai) dan subjek menutup teleponnya karena ayahnya sedang membicarakan kejelekan dari ibunya dan subjek tidak suka, tetapi dalam hal ini selama observer meneliti subjek tetap tegar menghadapi hal tersebut. Bahkan tidak pernah mengeluhkan permasalahannya meskipun observer atau teman-teman lain membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut. Dalam hal ini perkembangan subjek sangat baik termasuk perkembangan psikologi meskipun keterikatan antara subjek dengan orang tua lebih terbatas ketimbang remaja-remaja lainnya yang memiliki orang tua yang masih bersatu. Hal ini membuat observer menjadi sangat tertarik pada pembentukan kepribadian dari subjek, subjek tetap menjalani hidup dengan baik dan nyaris tidak pernah mengeluh. Justru kata-kata yang kerap kali ia lontarkan adalah “ Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi hambaNya dan Asiyah bersyukurlah karena memiliki orang tua yang masih bersatu”. Meskipun subjek mengakui bahwa semenjak orang tuanya pisah, subjek semakin keras dalam hal ini ketika subjek telah memegang teguh sesuatu maka subjek tidak akan melepaskan pemahaman itu, namun hal itu ditutupi oleh sikap khas subjek yakni lemah-lembut. Subjek juga pernah mengatakan dalam waktu dan tempat yang lain bahwa menjadi anak pertama memiliki beban tersendiri karena orang tua termasuk ibu subjek selalu memberikan penekanan bahwa anak pertamalah harapan utama keluarga.
4. Pertemuan V (Kamis, 19 November 2009)
Teknik observasi yang dilakukan oleh observer adalah berinteraksi dengan subjek, dalam hal ini observer mencoba menghabiskan waktu seharian bersama subjek, dengan begitu observer dapat meneliti hubungan observer dengan orang lain yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Pagi harinya observer bersama subjek berjalan di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, menuju ke kerumunan teman-teman sekelas, pada waktu berjalan subjek tersenyum kepada wanita ( siapapun itu, dikenal maupun tidak dikenal ), dan tunduk atau menghindar pada laki-laki kecuali jika ada keperluan dalam hal ini masalah akademik. Pada waktu sampai di kerumunan subjek mengucapkan salam sambil berjabat tangan dengan teman-teman muslimah dan hanya bersalaman dibarengi senyumnya jika bertemu dengan teman-teman wanita yang bukan muslimah. Observer juga meneliti ketika subjek berinteraksi dengan beberapa teman, ada teman yang bertanya, subjek selalu menjawabnya dengan baik dengan nada yang lemah lembut. Subjek lebih memilih diam jika beberapa teman di sekitarnya membicarakan sesuatu yang tidak penting. Pernah suatu hari observer mengajak subjek ke rumah kos observer sembari menunggu praktikum. Dan pada waktu itu kebetulan observer kekurangan bahan laboratorium yang wajib dibawa oleh praktikan yakni tissue rol dan sebungkus sunlight, subjek waktu itu hanya kebagian waktu untuk respon, minggu depan laboratorium. Observer sangat panik padahal waktu sangat sempit, waktu itu subjek dengan suka rela memberikan alat dan bahan laboratoriumnya. Empat hari berlalu, observer berniat mengganti alat laboratorium yang telah dipinjam waktu itu, namun observer tersentak dengan perkataan subjek “ Saya sudah kumpul Asiyah, waktu itu walaupun hanya respon juga wajib mengumpulkan.” Akhirnya observer mengganti dengan uang, pada waktu itu observer mengatakan “ kenapa tidak bilang kawan, jadi waktu itu ambil dimana alatnya?” subjek hanya menjawab dengan senyum. Observer menilai subjek sangat baik dalam hal berinteraksi dengan teman sebayanya. Subjek senantiasa tersenyum saat berbicara atau bertatap muka, menginginkan yang terbaik bagi temannya, dan sikap rela berkorban yang jarang dimiliki oleh remaja pada umumnya, dll. Sikap subjek yang lemah lembut, sopan dan murah senyum membuat orang-orang disekelilingnya menjadi segan bahkan teman-teman laki-laki yang biasanya jahil dengan teman-teman wanita menjadi sangat sopan jika berhadapan dengan subjek, suatu pemandangan yang unik yang pernah observer temui.
5. Pertemuan VI (Jum’at, 27 November 2009)
Observer pada pertemuan ini ingin meneliti salah satu fenomena remaja yang menonjol yakni perkembangan seksualitas. Observer sering melihat subjek sangat menutup diri dari lawan jenis kecuali ayah dan adik-adiknya, namun observer tidak ingin langsung mengambil kesimpulan bahwa subjek tidak normal. Maka dari itu, observer meneliti mengapa subjek bersikap demikian. Observer melakukan wawancara mengenai hal tersebut dalam waktu yang relative singkat, observer memancing subjek dengan segala hal yang berhubungan dengan lawan jenis. Dan subjekpun seperti memahami kemudian menjawab pertanyaan observer dengan baik. Subjek menjawab kurang lebih seperti ini “ Allah SWT tidak pernah melarang hambaNya untuk jatuh cinta, namun untuk hal yang satu ini baiknya ditempatkan pada tempatnya yang benar sehingga cinta yang pada dasarnya suci tetap suci, pernikahan adalah wadah untuk memenuhi kebutuhan manusia yang satu itu, namun karena saya masih belum bisa menikah maka sayapun menjaga diri saya agar tidak terjebak dalam kasus percintaan semu yang tidak membuahkan manfaat bahkan hanya membuahkan penyesalan. Rasa suka timbul karena ada rangsangan, maka dari itu saya ingin menepis segala rangsangan yang bisa mengotori jiwa ini. Saya percaya kebutuhan seksualitas itu perlu tetapi segala kebutuhan bisa menjadi baik jika disalurkan dengan cara yang benar dan baik, lebih dari itu Alhamdulillah ayah melarang pergaulan bebas bagi anak perempuannya.” Observer sangat tersentak dengan pendapat ini, namun observer tidak berhenti untuk meneliti karena observasi mengenai hal yang satu inilah yang sangat menarik bagi observer. Pada hari yang lain observer kembali meneliti subjek dengan melakukan wawancara apakah subjek tidak depresi dengan sikapnya yang sangat membatasi diri. Subjekpun kembali menjawab dengan senyum “ Yang penting adalah bagaimana mengontrol diri, begitu banyak pekerjaan yang jauh lebih penting untuk dikerjakan sekarang misalnya belajar, berkumpul dengan orang-orang soleh, membuat acara-acara yang bermanfaat, membaca buku,dll daripada melampiaskan sesuatu yang bisa berujung kepada penyesalan, kalau jodoh itu urusan Allah, saya hanya tawakkal kepadaNya karena saya yakin segala yang diberikan olehNya itulah yang terbaik, termasuk pasangan hidup.” Kembali observer tersentak dengan pernyataan subjek. Observer tetap meneliti dengan melihat perilaku subjek, suatu hari subjek dengan senyuman khasnya pernah berkata kepada observer “ Suatu hari nanti kalau saya sudah menikah dan punya anak, saya ingin dipanggil dengan sebutan ummu hanifah dan saya ingin suami saya adalah seorang yang hanif ( berilmu )”. Subjek berkata seperti memandang ke langit-langit sambil tersenyum senang sesekali tersipu malu. Subjek juga mengatakan pengalaman kedua orang tuanya yang bercerai membuatnya mengambil pelajaran bahwa segala yang utama perlu dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup. Setelah itu subjek kembali tersenyum. Observer begitu mengagumi cara subjek mengontrol dirinya.













BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap subjek maupun orang-orang di sekitar subjek, maka dapat disimpulkan bahwa subjek berada dalam kondisi yang dikatakan normal. Mulai dari kondisi fisik yang tidak mengalami gangguan berarti begitupula dengan perkembangan kognitif meliputi perkembangan pengambilan keputusan dan perkembangan orientasi masa depan bahkan kondisi psikologi subjek sangat baik menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan orientasi masa depan yang tidak sesuai dengan rencana sebelumnya.
Adapun perkembangan psikososial dalam hal ini perkembangan hubungan dengan orang tua, observer menyimpulkan meskipun orang tua subjek telah bercerai, kondisi psikologi subjek tergolong normal atau stabil, hal ini karena subjek selalu menyadari bahwa segala yang diberikan oleh Yang Maha Pencipta itulah yang terbaik.
Observer juga mengamati, subjek selalu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang dialaminya. Perkembangan psikososial dalam hal ini perkembangan hubungan dengan teman sebaya, observer menyimpulkan subjek memiliki perkembangan psikososial yang sangat baik terkait dengan berinteraksi, subjek sangat sopan, murah senyum, dan lemah lembut. Hal ini memberikan pengaruh besar bagi orang-orang di sekitar subjek. Bahkan observer memiliki pengalaman unik dan menyimpulkan subjek memiliki sikap rela berkorban yang sangat elegan. Sikap subjek yang satu ini sangat jarang dimiliki oleh remaja pada umumnya yang memiliki egosentrisme. Selain itu, perkembangan seksualitas subjek menjadi hal yang paling menarik bagi observer.
Observer menyimpulkan perkembangan seksualitas observer normal bahkan subjek sangat pandai mengontrol dirinya agar tidak terjerumus dalam resiko-resiko yang sangat berbahaya ke depannya. Subjek tergolong tunduk dan patuh terhadap perintah Allah terutama rambu-rambu Allah mengenai tata cara pergaulan. Dan hasil aplikasi dari subjek, sangat baik dan nampak oleh observer subjek tidak merasa depresi justru subjek sangat senang dapat memikirkan atau mengerjakan yang lebih bermanfaat daripada sesuatu yang hanya berujung penyesalan.
Namun, secara umum dapat digambarkan bahwa subjek dalam keadaan normal dan menjalankan tugas perkembangan remaja dengan baik yakni menerima keadaan fisiknya, menjalin hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama atau lawan jenis bahkan subjek sangat pandai memberikan rambu-rambu dalam berinteraksi dengan lawan jenis sehingga lawan jenis menjadi segan, memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya dan orang dewasa lainnya, memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis, memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan, mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang diperlukan dalam hidup sebagai warga negara yang terpuji, menginginkan dan dapat berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat, mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga, menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia, yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.










DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rahayu, Siti Hadinoto, Monks, Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Pembagiannya, Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Mini, Rose A. Prianto, 2003, Perilaku Ana Usia Dini Kasus dan Pemecehannya, Yogyakarta: Kanisius.
Furchan Arief, Penelitian Dalam Pendidikan, 1982, Usaha Nasional: Surabaya
Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2007, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

BIMBINGAN TERHADAP SISWA YANG LAMBAT BELAJAR DAN CEPAT BELAJAR

BIMBINGAN TERHADAP SISWA YANG
LAMBAT BELAJAR DAN CEPAT BELAJAR

A. PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan tentunya kita tidak akan lepas dari permasalahan pendidikan, mulai dari permasalahan kesulitan belajar seperti disleksia, disgrafia, dyscalculis, disfarsia, dispraksia dan sebagainya. Selain itu ada pula permasalahan yang dihadapi oleh siswa juga terjadi pada siswa yang cepat belajar, bisa jadi karena tidak mampu menyesuaikan diri, lingkungan yang tidak cocok, dan lain sebagainya. Dan masih banyak lagi permasalahan-permasalahan yang akan kita temui di dalam dunia pendidikan.Memang sudah menjadi kewajiban setiap pendidik dan juga negara untukmemahami permasalahan-permaslahan yang ada tersebut dengan jelas. Serta kemudian melakukan upaya pemecahan masalah-masalah tersebut.
Kali ini kita akan mencoba untuk memahami siswa yang mengalami lambat belajar dan cepat belajar, terutama dalam hal bimbingan bagi mereka. Dalam makalah ini akan dijelaskan apa sebenarnya lambat belajar dan cepat belajar selain itu akan diterangkan kriteria-kriteia apa saja yang menyebabkan seorang siswa dianggap lambat belajar dan cepat belajar sekaligus dengan bimbingan apa saja yang bisa diberikan kepada mereka.
B. ANAK LAMBAT BELAJAR (SLOW LEARNER)
1. Definisi
Anak lambat belajar adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi intelektual di bawah teman-teman seusianya) disertai ketidakmampuan/kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Masalah-masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lamban belajar antara lain karena masalah konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional.
2. Karakteristis Anak Yang Lambat Belajar
a) Rata-rata prestasi belajarnya kurang dari 6.
b) Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman seusianya,
c) Daya tangkap terhadap pelajaran lambat,
d) Pernah tidak naik kelas.
3. Bimbingan Terhadap Siswa Yang Lambat Belajar
Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang konselor atau guru dalam melakukan bimbingan terhadap siswa yang lambat belajar. Strategi-strategi yang bias dilakukan oleh seorang konselor atau guru antara lain:
a. Bimbingan bagi anak dengan masalah konsentrasi:
1) Ubahlah cara mengajar dan jumlah materi yang akan diajarkan. Siswa yang mengalami masalah perhatian dapat ketinggalan jika materi yang diberikan terlalu cepat atau jika beban menumpuk dengan materi yang kompleks. Oleh akrena itu, akan berguna bagi mereka untuk:
 Memperlambat laju presentasi materi
 Menjaga agar siswa tetap terlibat dengan memberi pertanyaan pada saat materi diberikan.
 Gunakan perangkat visul seperti membuat bagan/skema garis besar materi untuk memberikan gambaran pada siswa mengenai langkah-langkah atau bagian-bagian yang diajarkan.
2) Adakan pertemuan dengan siswa. Siswa mungkin tidak menyadari peranan perhatian dalam proses pengajaran. Mereka juga tidak menyadari kalau perhatian merupakan bidang kesulitan tertentu bagi mereka. Dalam pertemuan ini seorang kita memberikan penjelasan dengan cara yang tanpa memberikan hukuman dan tanpa encaman akan sangat berguna bagi siswa.
3) Bimbing siswa lebih dekat ke proses pengajaran. Karena tanpa disadari kita telah mengalihkan perhatian kita dari siswa. Dengan membawa mereka dekat dengan kita secara fisik secara rafia akan membawa si anak lebih dekat lepada proses pengajaran.
4) Berikan dorongan secara langsung dan berulang-ulang. Bisarkan siswa tahu kalau anda melihatnya ketika sedang memperhatikan. Katakana kontak mata ketika pembelajaran berlangsung itu sangat penting. Cobalah berikan penghargaan atas kehadirannya. Bias juga dengan penghargaan verbal yang dilakukan dengan tenang, dan lembut.
5) Utamakan ketekunan perhatian daripada kecepatan menyelesaikan tugas. Siswa mungkin merasa kecil hati dan tidak diperhatikan bila mereka dihukum karena tidak menyelesaikan tugas secepat orang lain. Membuat penyesuaian dan jumlah tugas yang harus diselesaikan maupun waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas berdasar kemampuan individu mengkin akan sangat membantu dan mendorong bagi sebagaian siswa.
6) Ajarkan self-monitoring of attention. Melatih siswa untuk memonitor perhatian mereka sendiri sewaktu-waktu dengan menggunakan timer atau alarm jam. Mengajarkan mereka untuk mencatat berbagai interval apakah mereke memberikan perhatian atau tidak pada saat pengajaran. Catatan ini akan membantu menciptakan perhatian yang lebih besar bagi kebutuhan dalam memfokuskan perhatian juga bias berguna dalam strategi untuk memperkokoh keterampilan memperhatikan “attention skill”.
b. Bimbingan bagi anak dengan masalah daya ingat
1) Ajarkan menggunakan highlighting atau menggaris bawahi dengan penanda, untuk membantu memancing ingatan. Mereka harus diberi tahu cara memilih tajuk bacaan, kalimat dan istilah kunci untuk diberi garis bawah atau tanda dengan highlighter. Kemudian me-review dari bacaan yang di sudah digaris bahawahi tadi.
2) Perbolehkan menggunakan alat bantu memori (memory aid). Yang mana alat-alat itu bias berfungsi bagi mereka sebagai alat pengingat dan bias jadi juga sebagai alat pengajaran.
3) Biarkan siswa yang mengalami masalah sulit mengingat untuk mengambil tahapan yang lebih kecil dalam pengajaran. Misalnya dengan membagi tugas-tugas kelas dan rumah atau dengan memberikan tes kemampuan penguasaan lebih sering.
4) Ajarkan siswa untuk berlatih mengulang dan mengingat. Misalnya dengan memberikan tes langsung setelah pelajaran disampaikan.
c. Bimbingan bagi anak dengan masalah kognisi
1) Berikan materi yang dipelajari dalam konteks “high meaning”. Ini berguna untuk untuk mengetahui apakan siswa memahami arti bacaan mereka atau arti suatu pertanyaan mengenai materi baru. Pengertian dapat diperkokoh dengan menggunakan contoh, analogi atau kontras.
2) Menunda ujian akhir dan penilaian. Perlu memberikan umpan balik dan dorongan yang lebih sering bagi siswa berkesulitan belajar. Evaluai terhadap tugas mereka sebagai tambahan pengajaran akan sangat membantu. Dengan kata lain, suatu kesadaran yang konstan mengenai siswasiswa ini akan membentuk kepercayaan diri dan kemampuan mereka. Bagi sebagian siswa, menunda ujian akhir mereka sampai siswa menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari, mungkin merupakan cara terbaik.
3) Temapatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang “tidak pernah gagal”. Siswa berkesulitan belajar seringkali mempunyai sejarah kegagalan disekolah. Biasanya mereka memiliki perasaan akan gagal (sense of failing) dalam berbagai hal yang mereka lakukan. Memutuskan rantai kegagalan dan menciptakan cipta diri (sense of self) baru bagi siswa ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi guru untuk melakukannya. Pada setiap tugas atau kemampuan siswa harus ditarik kembali kepada masalah diman tugas dapat dilakukan tanpa kegagalan.
d. Bimbingan bagi anak dengan masalah social danemosional
1) Buatlah sistem perhargaan kelas yang dapat diterima dan dapat diakses. Siswa berkesulitan belajar perlu memahami system penghargaan ini dikelas dan merasa ikut serta di dalamnya. Jangan sampai siswa yang berkesulitan melajar merasa “out laws”, mereka yang tidak memilki kesempatan untuk mendapatkan penghargaan yang diterima siswa lain. Untuk memahami bagaimana mereka bisa mendapatkan penghargaan yang baik, para siswa disini perlu diberi pemahaman tentang bagaimana cara mendapatkan keuntungan sosial dari sikap positif dan hubungan sosial yang baik dikelas.beberapa siswa mungkin ingin pembuktian langsung dikelas.
2) Membentuk kesadaran tentang diri dan orang lain. Sebagian siswa yang berkesulitan beljar tidak memilki kesadaran yang jelas pada sikapnya sendiri serta dampaknya pada orang lain. Membantu siswa ini menjadi lebih mengenal sikap mereka dan dampaknya pada orang lain merupakan kesempatan yang brarti bagi perkembangan sosial dan emosional. Berbicara terbuka dan penuh perhatian kepada siswa ini mengenai sikapnya juga dapat menjadi langkah penting dalam membentuk hubungan yang saling percaya di antara mereka.
3) Mengajarkan sikap positif. Ketika siswa berkesulitan belajar menjadi lebih sadar terhadap sikapnya dan mendapat pemahaman yang lebih baik atas interaksi dengan orang lain, mereka akan merespon dengan baik intruksi-intruksi tentang cara membentuk hubungan yang baik dan sense of self (citra diri) yang lebih positif.
4) Minta bantuan. Jika sikap seorang siswa berkesulitan belajar sangat tidak layak atau sikap negatifnya tetap ada ketika semua cara telah dicoba, jangan ragu minta bantuan. Cari bantuan pada teman sejawat disekolah yang mungkin dapat memberikan bantuan dalam menjelaskan masalah-masalah sosial dan emosional, serta mencari solusi mengenai kesulitan tersebut. Pertolongan ini bisa datang dari psikolog, konselor, orang tua, guru, dan kepala sekolah. Yang terpenting seorang pendidik memahami bahwa minta bantuan bukan tnda kelemahan atau ketidakmampuan. Strategi-trategi lain dalam membantu anak yang sulit belajar yang keemuanya sebenarnya tidak jauh beda dengan apa yang telah dijelaskan diatas, antara lain:
• Dengan memberikan hadiah(Reward)
Biasanya cara ini sedikit ampuh di kalangan anak-anak. Karena jika anak tersebut memperoleh prestasi sesuatu dia akan di hadilla oleh ortunya.
• Dengan memberikan hukuman (Punishment)
Cara ini biasanya dapat menimbulkan persepsi negatif pada anak tersebut terhadap belajar. Jira kondisi ini diberikan terus-menerus maka akan menimbulkan masalah terhadap emosi dan prilakunya sebagai akibatnya, anak akan merasa cemas, depresi, fobia sekolah, dsb.
• Dengan cara sambil bermain
Karena bagi anak bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan atau kepuasan. Dan dari bermain itulah anak-anak banyak memperoleh informasi yang lebih. Tema pertama dalam bermain anak adalah social, emocional, kognitif dan motorik. Tujuan dari bermain ini anak-anak akan mendapatkan 5A yaitu :
a) Affection (rasa dicintai)
b) Acceptance (rasa diterima)
c) Attention (perhatian dan perawatan)
d) Approval (desempatan melakukan hal-hal yang disenangi)
e) Appreciation (penghargaan yang tepat atas hasil kerja dari minat si anak)
• Cara yang ke-empat yaitu diulang-ulang
Cara ini yaitu seorang pendidik harus mengulang terus yang telah diberikan,supaya anak didiknya tidak mudah lupa dan cepat menangkap pelajaran yang telah diberikan.




















DAFTAR PUSTAKA

J. David Smith. Inklusi, Sekolah Ramah Untuk Semua. Penerjemah; Denis, Ny.
Enrica. Nuansa. Jakarta. 2006
Sutratinah Tirtonegoro. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Bumi
Aksara. Yogyakarta. Cetakan kedua 2001.
http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=55
http://ukhwah-parangtritis.blogspot.com/2005/05/bermain-bagi-anak.html
http://kesulitanbelajar.org/index2.php?option;com_conten&do_pdf=1&id=15