Senin, 03 Mei 2010

pembentukan akhlak

PEMBENTUKAN AKHLAK






Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqidah Akhlak II

Yang di Bimbing A. Sholeh, M. A





Oleh:

Fadlun (07110142)

Aris Nur Lailiyah (07110158)

Wildani Futukhi (07110197)

Mabruroh (07110202)















JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALIKI MALANG

Maret, 2010



BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain. karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Hal itu dapat kita lihat pada zaman Jahiliyah kondisi Akhlak yang sangat semrawut tidak karuan mereka melakukan hal-hal yang menyimpang seperti minum khomer dan berjudi. Hal-hal tersebut mereka lakukan dengan biasa bahkan menjadi adat yang diturunkan untuk generasi setelah mereka. Karena kebiasaan itu telah turun temurun maka pada awal pertama nabi mengalami kesulitan.

Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Abu Hurairoh meriwayatkan hadist dari Rosulullah Saw yang artinya:

"orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”.

Al-Qur'an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat Ibrahim ayat 24 yang artinya:

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki".

Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh lingkungan.

Makalah ini akan sedikit membahas tentang beberapa pengethuan tentang konsep pembentukan akhlak baik ruang lingkup ataupun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akhlak?

2. Bagaimanakah prinsip dasar akhlak dalam Islam?

3. Bagaimanakah ruang lingkup akhlak?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan akhlak?



C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetauhi pengertian akhlak.

2. Untuk mengetahui prinsip dasar akhlak dalam Islam

3. Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak







BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK

Akhlaq (ٌق َﻼ ْﺧ َأ) menurut etimologi bahasa Arab adalah bentuk jamak dari khuluq (ٌﻖ ُﻠ ُﺧ) yang di antaranya berarti jalan hidup/adat kebiasaan, tabiat dan perangai. (Ibnul Atsir dalam Gharibul Hadits). (Dari Ridalah Min Akhlaq ar Rasul al Karim hal. 20 Syaikh Abdul Muhsin al Abbad).



Sedangkan menurut istilah ia mengandung dua makna, salah satunya lebih umum dari yang lain, yaitu:

• Sifat yang tertanam dengan kokoh dalam setiap jiwa, baik yang terpuji maupun tercela. (Min Akhlaq ar Rasul al Karim hal. 20 ? Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad) atau dengan ungkapan lain yaitu: Gambaran batin yang telah ditabiatkan kepada manusia. (Kitabull Ilmi hal. 256? Syaikh

Ibnu Utsaimin).

• Sifat yang berwujud sikap berpegang teguh kepada hukum-hukum dan adab-adab syariat, baik berupa perintah yang harus/perlu dikerjakan atau larangan yang harus/perlu ditinggalkan. (Min Akhlaq ar Rasul al Karim hal. 20? Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad) atau dengan kata lain bahwa jenis kedua ini dapat dihasilkan dengan usaha dan latihan yang diupayakan oleh manusia.(Kitabul Ilmi hal. 256 ? Syaikh Ibnu

Utsaimin).

Jadi, akhlak itu ada yang berupa tabiat dan perangai yang telah ditanamkan oleh Alloh pada setiap jiwa manusia dan bersifat umum, meliputi perangai yang terpuji dan tercela. Dan ada pula yang berupa sifat yang diusahakan dengan mempelajari dan berpegang teguh kepada hukum-hukum dan adab-adab syariat dan ini lebih khusus dari yang pertama.







B. Prinsip Dasar Akhlak Dalam Islam

Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain. karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Hal itu dapat kita lihat pada zaman Jahiliyah kondisi Akhlak yang sangat semrawut tidak karuan mereka melakukan hal-hal yang menyimpang seperti minum khomer dan berjudi. Hal-hal tersebut mereka lakukan dengan biasa bahkan menjadi adat yang diturunkan untuk generasi setelah mereka. Karena kebiasaan itu telah turun temurun maka pada awal pertama nabi mengalami kesulitan.

Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini Abu Huroiroh meriwayatkan hadist dari Rosulullah Saw:

"orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya. Al-Qur'an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat Ibrahim ayat 24



               

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,



Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh lingkungan



C. Ruang Lingkup Akhlak

Dalam pembinaan akhlak mulia merupakan ajaran dasar dalam Islam dan pernah diamalkan seseorang, nilai-nilai yang harus dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil.

Ibadah dalam Islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam Al-Qur’an dikaitkan dengan taqwa, dan taqwa berarti pelaksanaan perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Larangan Tuhan berhubungan perbuatan tidak baik, orang bertaqwa adalah orang yang menggunakan akalnya dan pembinaan akhlak adalah ajaran paling dasar dalam Islam.

Dalam persepktif pendidikan Islam, pendidikan akhlak al-karimah adalah faktor penting dalam pembinaan umat manusia, oleh karena itu, pembentukan akhlak al-karimah dijadikan sebagai bagian dari tujuan pendidikan Islam. Pendapat Atiyah al-Abrasyi, bahwa pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan mencapai kesempurnaan akhlak merupakan tujuan pendidikan Islam.

Firman Allah swt. dalam QS. (29): 45

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Terjemahnya:

“… dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar…”.

Firman Allah swt. dalam QS. (3): 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَ نـْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

Terjemahnya:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Dari dua ayat di atas sangat jelas menekankan kita untuk menjadikan akhlak sebagai landasan segala tingkah laku yang berasal dari Al-Qur’an.

Secara garis besar, mata pengajaran aqidah akhlak berisi materi pokok sebagai berikut:

1. Hubungan manusia dengan akhlak

Hubungan vertikal antara manusia dengan khaliqnya mencakup dari segi aqidah yang meliputi, iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikatnya, iman kepada kitab-kitabnya, iman kepada rasul-rasulnya, dan kepada qada’ dan qadarnya.

2. Hubungan manusia dengan hamba

Materi yang dipelajari meliputi akhlak dalam pergaulan hidup sesama manusia, kewajiban membiasakan diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk.

3. Hubungan manusia dengan lingkungannya

Materi yang dipelajari meliputi akhlak menusia terhadap lingkungannya, baik lingkungan dalam arti yang luas, maupun akhlak hidup selain manusia, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Yunahar Ilyas membagi pembahasan akhlak dengan enam bagian, yaitu:

1. Akhlak terhadap Allah swt.

2. Akhlak terhadap Rasulullah saw.

3. Akhlak pribadi

4. Akhlak dalam keluarga

5. Akhlak bermasyarakat

6. Akhlak bernegara.

Adapun ruang lingkup bidang studi akhlak adalah:

1. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan merusak, membinasakan dan menganiyaya diri baik secara jasmani (memotong dan merusak badan), maupun secara rohani (membirkan larut dalam kesedihan).

2. Akhlak dalam keluarga meliputi segala sikap dan perilaku dalam keluarga, contohnya berbakti pada orang tua, menghormati orang tua dan tidak berkata-kata yang menyakitkan mereka.

3. Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani kehidupan soaial, menolong sesama, menciptakan masyarakat yang adil yang berlandaskan Al-Qur'an dan hadist.

4. Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil Amri selama tidak bermaksiat kepada agama, ikut serta dalam membangun Negara dalam bentuk lisan maupun fikiran.

5. Akhlak terhadap agama meliputi berimn kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya, beribadah kepada Allah. Taat kepada Rosul serta meniru segala tingkah lakunya.

Prinsip akhlak dalam Islam yang paling menonjol adalah bahwa manusia dalam melakukan tindakan-tindakannya, ia mempunyai kehendak-kehendak dan tidka melakukan sesuatu. Ia harus bertanggung jawab atas semua dilakukannya dan harus menjaga perintah dan larangan akhlak. Tanggung jawab itu merupakan tanggung jawab pribadi muslim, begitupun dalam kehidupan sehari-hari harus selalu menampakkan sikap perbuatan berakhlak. Akan tetapi akhlak bukalah semata-mata hanya perbuatan akan tetapi lebih kepada gambaran jiwa yang tersembunyi.



D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:

1. Insting (Naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:

a) Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.

b) Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan, yang artinya:

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak".

c) Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.

d) Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.

e) Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.

Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.

2. Adat atau kebiasaan

Adat atau Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.



3. Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah:

Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.



4. MILIEU

Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:

a) Lingkungan Alam

Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.





b) Lingkungan pergaulan

Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah.





































BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret.

Dalam pembinaan akhlak mulia merupakan ajaran dasar dalam Islam dan pernah diamalkan seseorang, nilai-nilai yang harus dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil.

Firman Allah swt. dalam QS. (3): 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَ نـْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

Terjemahnya:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Secara garis besar, mata pengajaran aqidah akhlak berisi materi pokok sebagai berikut:

1. Hubungan manusia dengan akhlak

2. Hubungan manusia dengan hamba

3. Hubungan manusia dengan lingkungannya

Adapun ruang lingkup bidang studi akhlak adalah:

1. Akhlak terhadap diri sendiri

2. Akhlak dalam keluarga

3. Akhlak dalam masyarakat

4. Akhlak dalam bernegara

5. Akhlak terhadap agama

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:

1. Insting (Naluri)

2. Adat atau kebiasaan

3. Wirotsah (keturunan) adapun warisan

4. MILIEU

























DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim Agama RI, Departemen. 1971. .Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an.

AR, Zahruddin, M. M. Si. Dan Hasanuddin sinaga, S.Ag., M. A. 2004. Pengantar Studi Akhlak. PT Grafindo Persada: Jakarta.

Departemen Agama. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Madrasaha Tsnawiyah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak. Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Ilyas, Yunahar. 2005. Kuliah Ibadah. Cet. VIII; Yogyakarta: LPPI.

Nasution, Harun. 1996. Islam Rasional. Cet. IV; Bandung: Mizan.

Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Dahulukan Akhlak Di Atas Fikih. Cet. III; Bandung: Muthahari Press.

Zainuddin dkk. 1991. Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar